Archive for the ‘tafsir’ Category
I’tikaf di Mekah?
Posted 21 Agustus 2011
on:- Di: mahad 'aly | tafsir
- 2 Comments
Bismillah..
Suatu ketika..
“Ukh, mumpung ingat, ini ada titipan dari Ustadzah Munawarah untuk ukhti.”, kata salah seorang sahabat karibku sambil menyerahkan sebuah amplop kecil.
“Itu titipan dari Ustadz Hasan.”, lanjut sahabatku. Ustadz Hasan adalah seorang doktor tafsir qur’an lulusan Mesir dan Sudan. Beliau mengajari kami pelajaran Pengantar Ilmu Tafsir/’Ulumul Qur’an/Ushul at-Tafsir di ma’had ‘aly Al-Islam Solo pada semester kemarin.
“Apa ini? Oh…”, aku berhenti berkata karena tahu apa isi amplop itu.
“Padahal ana sudah menolak lho.. karena dananya masih ada.”, jawabku. Ya sudahlah, barangnya sudah ada di tangan. Jadi, tidak bisa ditolak.. hihi.. karena untuk sampai ke tanganku, amplop itu sudah melewati beberapa tangan. Kasihan yang sudah repot2 ingin menyerahkan barang itu padaku.
“Oh iya, Ustadz Hasan minta doa, beliau i’tikaf di Mekkah.”, tambah sahabatku.
“Masya Allah, i’tikaf di Mekkah?”, kataku sambil berteriak dengan rasa kagum dan senang. Langsung deh terbayang gambar ka’bah di benakku. Pingin juga sih bisa i’tikaf di sana.. Kalau Ustadz2 sih udah bisa Bahasa Arab. Lha ana? Masih belum bisa 😦
Lalu aku melanjutkan, “Apa nggak kebalik? Harusnya ana yang minta didoakan oleh beliau, doa di sana kan maqbul..”, kataku. Aku mengingat kisah Umar bin Khoththob radhiyallaahu ‘anhu: beliau akan melakukan haji/umrah menuju Baitullah, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata pada Umar ra agar mendoakannya. Umar ra menangis terharu, mengapa seorang Nabi dan Rasul yang sudah diampuni seluruh dosa2nya dan jika berdoa pada Allah Subhanahu wa Ta’ala tentu dikabulkan, ,malah minta didoakan oleh dirinya?
Setelah berpikir sejenak, akhirnya ana menambahkan, “Eh, tapi nggak papa ding, sama2 mendoakan.”, jawabku sambil senyum.
= = =
Kapan ya, kita bisa i’tikaf di Mekkah? 🙂
Oh iya, kalau mau lihat tulisan2 Ustadz Hasan, silakan klik di sini.. 🙂
- Di: Al-Qur'an | tafsir
- 2 Comments
penulis Al-Ustadz Ahmad Hamdani Ibnu Muslim
new Maktabah 14 – Agustus – 2003 06:20:57
Sesungguh memahami Kalamullah adl cita-cita yg paling mulia dan taqarrub yg paling agung. Amalan ini telah dilakukan shahabat tabi’in dan murid-murid mereka yg menerima dan mendengar langsung dari guru-guru mereka. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikut yg mengikuti jejak mereka hingga hari kiamat.
Tidak diragukan orang pertama yg menerangkan mengajarkan dan menafsirkan Al Qur’an adl Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Para shahabat telah menerima Al Qur’an dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara bacaan dan pemahaman. Mereka mengetahui makna-makna maksud-maksud dan rahasia-rahasia krn kedekatan mereka dgn Rasulullah khusus Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin Abdullah bin Mas’ud Ibnu Abbas Ubai bin Ka’ab Zaid bin Tsabit Abu Musa Al-Asy’ari dan Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu ‘anhum.
Mereka adl para shahabat yg terkenal alim di antara shahabat lainnya. Para shababat adl guru-guru bagi tabi’in yg di kemudian hari melahirkan ahli tafsir dari generasi ini di Makkah Madinah dan Irak. Dari shahabat dan tabi’in dilahirkan ahli tafsir yg mengetahui sejarah tafsir -di madrasah tafsir dgn atsar Nabi dan Shahabat- yaitu imam besar dlm ushul tafsir: Muhammad bin Jarir Ath-Thabari .
Ciri khas dari madrasah tafsir dgn atsar adl menafsirkan ayat Al Qur’an dgn satu atau lbh ayat Al Qur’an lainnya. Bila tdk memungkinkan mk ditafsirkan dgn hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yg shahih. Jika tdk ditemukan hadits yg menjelaskan mk ditafsirkan dgn ucapan shahabat terutama shahabat yg telah disebutkan di atas. Jika ucapan shahabat tdk ditemukan mk dgn ucapan tabi’in seperti Mujahid Ikrimah Sa’id bin Al-Musayyib Sa’id bin Jubair ‘Atha bin Abi Rabbah dan Al-Hasan Al-Basri. Namun jika semua ada mk biasa disebut semua.
Adapun menafsirkan Al Qur’an dgn akal semata haram menurut kesepakatan ulama Ahlus Sunnah apalagi tafsir yg dilandasi ilmu filsafat -walaupun terkadang benar- termasuk dlm sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dgn akal atau tanpa ilmu mk siapkanlah tempat duduk dgn api neraka.”
Di abad ke-8 Hijriyah lahir seorang ulama ahli tafsir yg merupakan alumnus akhir madrasah tafsir dgn atsar. Dialah Isma’il bin ‘Umar bin Katsir rahimahullah salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah . Tafsir dijadikan rujukan oleh para ulama dan penuntut ilmu semenjak jaman beliau hingga sekarang.
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah -beliau juga menulis tafsir- mengatakan bahwa Tafsir Ibnu Katsir adl salah satu kitab tafsir terbaik jika tdk bisa dikatakan sebagai tafsir terbaik dari kitab-kitab tafsir yg ada. Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menilai tafsir menakjubkan belum ada ulama yg menandinginya. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dlm buku Al-‘Ilmu menganjurkan penuntut ilmu membaca Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim atau yg lbh dikenal dgn Tafsir Ibnu Katsir.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://www.asysyariah.com
http://blog.re.or.id/tafsir-ibnu-katsir-salah-satu-kitab-tafsir-al-qur-an-terbaik.htm
Perkataannya Memikat
Posted 5 September 2008
on:Orang yang Ucapannya Memikat Hati Manusia
dalam Kehidupan Dunia
Oleh : Ahmad Musthafa Al-Maraghi
(Tafsir Al-Maraghi)
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.
(Al-Quran Al-Karim Surah Al-Baqarah [2] : ayat 204)
Di antara umat manusia ada segolongan orang yang perkataan mereka membuat anda kagum dan terpedaya dalam kehidupan dunia ini. Sebab, anda menilai segala sesuatu dari lahiriahnya saja. Padahal mereka adalah orang-orang munafik atau orang-orang yang berkata tidak sesuai dengan apa yang terpendam di dalam hatinya dan mengatakan hal-hal yang tidak mereka kerjakan. Orang semacam ini hanya mengandalkan keahlian dalam berbicara untuk menipu kawan dan teman sepergaulan. Ia sangat pintar menanamkan pengaruh pada lawan bicaranya seolah-olah ia benar-benar orang yang beriman, penolong perkara hak dan membenci kebatilan, takwa kepada Allah lahir batin dan menjauhi hal-hal yang menyebabkan dosa, baik lahir maupun batin.
Kemudian ia bersumpah dengan nama Allah, bahwa apa yang ada dalam hatinya benar-benar sesuai dengan apa yang ia katakan dan akui.
Ia sangat kuat dalam berdebat, tak pernah putus asa dalam upaya membujuk dan menipu manusia, sekalipun ia harus berpura-pura menampakkan kecenderungannya kepada mereka dan berupaya di dalam memperbaiki keadaan mereka.
Cara dan Upaya Kaum Munafik dalam Membujuk dan Menipu Manusia
Kesimpulan dari makna ayat di atas ialah bahwa golongan ini (orang-orang munafik) dalam upaya mereka membujuk manusia, berpegangan pada tiga hal berikut ini :
[1] Baik dalam berbicara, sehingga membuat orang kagum dan terpesona kepadanya serta menguasai hati mereka, sehingga orang percaya bahwa ia tidak berbohong.
[2] Memakai nama Allah dengan bersumpah atas nama-Nya untuk membuktikan kepada orang banyak bahwa ia tidak bohong dan berniat baik terhadap mereka.
[3] Tangguh dalam berdebat dan mampu menghadapi segala bantahan yang mengingkari dan tantangan terhadap dirinya.
Orang-orang semacam ini ada pada setiap umat dan di segala zaman, sekalipun keadaannya berbeda-beda sesuai dengan perkembangan zaman. Terkadang seseorang tidak bisa menipu orang banyak melalui perkataannya yang lincah dan manis. Hanya beberapa orang saja dalam umlah yang bias dihitung, terpikat oleh perkataannya. Tetapi ada kalanya seseorang dapat menipu dan memikat seluruh umat dan mengendalikannya sekehendak hati sendiri. Anda tentu bisa melihat bahwa pada zaman kita sekarang ini, surat kabar terkadang bisa dijadikan alat untuk menipu dan melontarkan isu yang tidak benar, sebagaimana surat kabar pun bisa dijadikan sarana pembimbing dan petunjuk kepada umat tentang apa yang menjadi kebaikan dan kesejahteraannya.
Komentar Terbaru