Learn to Be A True Muslimah

Archive for the ‘asrama sekolah’ Category

Bismillah..

Kemarin ketika aku naik tangga asrama menuju lantai dua, ada seorang santri yang menyapaku, “Ustadzah.. ustadzah mau nikah ya?”, tanya santri itu sambil meunggu jawabanku.

Saat itu aku sedang memikirkan hal lain, sampai2 aku lupa kalau seminggu lagi akan menikah. Akhirnya pertanyaan itu hanya kujawab dengan senyuman saja sambil berlalu.. karena aku sangat malu, meskipun pada murid2ku.

Aku merasa ini seperti bukan kenyataan, seperti mimpi saja. Masya Allah, aku mau menikah? Sepertinya aku tidak percaya dengan hal ini, dan terdengar agak asing di telingaku.

= = = = =

“Pokoknya Ustadzah gak boleh nikah!”, kata salah seorang muridku sambil agak merengek dan menangis. Dia berkata begitu karena tidak ingin ditinggal pergi oleh murabbiyahnya.. karena biasanya kalau sudah menikah itu ya sudah tidak tinggal bersama dengan para santriwati lagi.. lalu ikut suaminya.

Untuk memberikan ketenangan padanya, lalu kuberikan jawaban, “Setelah menikah ustadzah tetep di sini ko.. sampai Juni, insya Allah.”

Lalu santri kels 7 itu menjawab, “Jangan sampai Juni, Ustadzah.. Ustadzah perginya kalau kami sudah lulus kelas 9 saja, nunggu kami lulus. Masak Ustadzah tidak menyaksikan kami mengkhatamkan hafalan qur’an?”

Lalu kujawab, “Oh, iya ya.. ”

= = = = =

Suatu hari di masjid setelah adzan ketika menunggu waktu sholat maghrib, tiba2 seorang santri menjatuhkan kepalanya ke pangkuanku sambil memperlihatkan muka agak sedih, “Ustadzah mau nikah ya?”.

“Lho ko bisa tahu, dari mana? Apa sumber beritanya terpercaya?”, tanyaku untuk menyelidiki lebih jauh.

“Iya, ustadzah..bisa dipercaya.. yang bilang tadi ustadzah A yang ngajar di kelas.  Ustadzah jangan pergi..”, jawabnya dengan sendu.

Sambil berpikir agak lama, akhirnya aku pun menjawab, “Nak, tidak apa-apa. Insya Allah nanti pengganti ustadzah itu lebih baik dari ustadzah ko. Nggak usah khawatir..”

Setelah agak hening, aku pun melanjutkan. “Ustadzah ingin sekolah lagi, Nak.. Nanda punya cita-cita kan? Ustadzah juga punya cita-cita.. Ayo.. segera membuat shaf di depan”, jawabku. Mungkin jawaban ini bisa membuat dia mengerti.

= = = = =

Alhamdulillah, yang kusyukuri dari proses pernikahanku ini adalah tidak didahului dengan kemaksiatan seperti doa yang sering kumohon pada-Nya. Aku belum pernah bertemu dengan beliau sebelumnya baik di dunia maya ataupun nyata. Hari pertama kami ta’aruf, hari kedua beliau langsung mengkhitbahku.. 🙂

Yang membuatku tertarik pada beliau adalah karena beliau mirip denganku, memiliki sesuatu yang sama denganku, memiliki cita-cita yang sangat besar seperti cita-citaku. Dan yang paling berkesan adalah beliau telah berhasil mengamalkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang sudah kurenungi sejak bertahun-tahun yang lalu, “Laa taghdhob.. laa taghdhob.. – jangan marah.. jangan marah-.”

Ya Allah, jagalah pasangan hidupku di manapun ia berada. Ya Allah, jauhkanlah ia dari berbagai kemaksiatan, berilah ia karunia-Mu untuk merasakan manis dan lezatnya beribadah kepada-Mu.. dan masukkanlah ia ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih. Ya Allah, pertemukanlah aku dengannya tanpa didahului dengan kemaksiatan. Aamiin..

bismillah..

Tanggal 29-30 Maret ini banyak anak2 kelas 7 yang pulang ke rumah, baik karena acara keluarga atau untuk kontrol kesehatan ke doter/lab. Kami sebagai murabbiyah kelas 7, membuat acara untuk para santriwati yang mukim di asraa agar bisa lebih terhibur dan dapat melepaskan kejenuhan karena padatnya aktivitas. Kegiatan yang diadakan antara lain:

1. Lomba Basket

Dilaksanakan Jumat pagi setelah sholat shubuh.. karena pada hari libur biasanya setoran hafalan yag biasanya dilakukan setelah shubuh  juga libur.. Lomba basket ini adalah pertandingan antara perwakilan kamar 201-207 vs perwakilan kamar 210-214. Banya santri yang tertarik menonton pertandingan ini. Dan akhirnya pertandingan dimenangkan oleh kamar 201-207 dengan nilai 8 banding 1.

2. Lomba Sepatu Roda (Flashing Roller)

Dilaksanakan Jumat sore setelah ashar. Setiap kamar mewakilkan satu orang untuk mengikuti lomba ini. Aturannya adalah peserta bergerak lurus hingga jarak terjauh ( lantai berwarna putih )kemudian kembali ke tempat semula di Lapangan HTB (Hall Terbuka). Siapa yang paling cepat sampai pada garis start maka dialah pemenangnya. Alhamdulillah, pemenangnya adalah perwakilan dari kamar 203.

3. Menonton Film

Karena di asrama tidak disediakan televisi maka pada hari2 tertentu pada malam hari, anak2 difasilitasi untuk bisa menonton film sebagai hiburan. Tentu film yang akan ditayangkan sudah dipilih oleh murabbiyah. Acara ini dilaksanakan hari Jum’at dan Sabtu setelah makan malam habis isya’.

4. Lomba Kamar Hias

Lomba yang paling meriah dan melibatkan banyak orang untuk mengumpulkan barang2 dan menatanya hingga menjadi kamar yag indah dan excellent dengan warna tertentu. Ada 3 kelompok, yaitu:

-kamar 201-205:  kuning

-kamar 206-209: pink

-kamar 210-214: biru

Setiap kelompok diminta untuk membuat kamar yang dipenuhi dengan barang2 yang sama warnanya, kemudian menatanya agar terlihat cantik dan indah. Lomba ini dilaksanakan di HTB (Hall Terbuka), tempat terbuka dengan atap di atasnya tapi tidak memiliki dinding sehingga orang yang duduk di sana bisa melihat pemandangan pegunugan yang indah di kota Batu sekaligus melihat hutan pinus dari dekat (sekolah kami berada di lereng bukit, berdampingan dengan hutan pinus di sebelah utara). Meski sekolah kami dekat dengan hutan, tapi juga dekat dengan jalan raya.. jadi cukup mudah kalau mau pergi ke pusat2 perbelanjaan, rumah sakit, atau fasilitas masyarakat yang lain..

Dalam lomba ini ada 9 aspek yang dinilai yaitu:

-kebersihan

-model/presenter

-kerapian dan keindahan kamar

-perpaduan warna yang sejenis

-perpaduan warna yang berbeda

-kreativitas/keunikan

-komunikasi dan tanya jawab

-peragaan/drama tentang aktivitas yang dilakukan di kamar

-adab2 yang dilakukan ketika di kamar

bismillah..

Biasanya kalau saya mendengar ada sebuah lagu, saya akan menjauhi tempat tersebut. karena ini demi terjaganya hafalan quran yang ada dalam hati. Tapi beberapa hari yang lalu..  pagi hari sebelum berangkat sekolah, murid-muridku di asrama menyanyikan sebuah lagu indah di depanku, tepatnya di depan kamar 210. Mungkin itu bentuk terima kasih mereka pada ustadzah2 mereka.. Aku terharu mendengarnya, tidak kuasa.. senyum pun terbit di bibirku karena tersipu malu dengan lirik lagunya yang sopan dan indah.. 🙂

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Ustadzahku tersayang.. Ustadzahku tercinta..

tanpamu.. apa jadinya aku…

ku tak bisa nyapu..

tak bisa ngepel lantai

nggak bisa mbersihin belakang..

nggak bisa nata lemari..

Ustadzahku.. terima kasihku.. 🙂

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Aku tidak tah, itu laguya siapa.. Setelah nanya2 ke murabbiyah yang lain, akhirnya aku tahu, itu adalah lagu “Terima kasih Guruku” yang dinyanyikan oleh Afi Junior. Berikut lirik lagunya, yang saya ambil dari sebuah blog (ada videonya)

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Terima Kasih Guruku

Pagiku cerahku.. matahari bersinar..

kugendong tas merahku.. di pundak..

 

Selamat pagi semua.. kunantikan dirimu..

di depan kelasku.. menantikan kami..

 

Guruku tersayang.. guruku tercinta..

tanpamu. apa jadinya aku..

Tak bisa baca tulis.. mengerti banyak hal..

Guruku terima kasihku..

 

Nakalnya diriku.. kadang buatmu marah..

Namun segala maaf.. kau berikan..

 

Guruku tersayang.. guruku tercinta..

tanpamu. apa jadinya aku..

Tak bisa baca tulis.. mengerti banyak hal..

Guruku terima kasihku..

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Salah satu tugas murabbiyah di Al-Izzah adalah mengontrol kebesihan kamar pada pagi dan malam hari, termasuk mengajarkan pada para santri banyak hal tentang kebersihan dan kerapian, misalnya:

-menyapu dan mengepel lantai hingga lantai itu bersih dan mengkilat.

-mencuci baju dan mensetrika pakaian

-menata baju di lemari

-menata barang-barang di kontainer

-membersihkan belakang/tempat jemuran dan menata pakaian2 yang dijemur agar cepat kering dan tidak berjamur.

Setiap harinya, kebersihan dan kerapian itu dinilai oleh murabbiyah yag kelak akan menjadi nilai mereka di raport kepengasuhan di akhir semester.

Bismillah..

Ada kesan menarik ketika awal mula ana mengajar di sekolah IC. Apakah itu? Yaitu ana bisa melihat cerahnya langit dari kaca yang ada di bumi. Kaca itu berukuran sangat besar dan ada di sepanjang jalan yang kulewati ketika pergi ke sekolah; berbentuk kotak-kotak, atau tak beraturan. Bahkan dari kaca itu, ana bisa melihat warna langit, meskipun agak buram sedikit dan tidak secerah yang sebenarnya. Kaca alami itu adalah air yang menggenang di sawah2.. 🙂

Biasanya ana diboncengkan oleh sahabat ana dari asrama hingga sekolah melewati jalan desa. Kami melewati sawah2, kebun2, dan suatu daerah yang mirip hutan pinus.. Hmm.. indah sekali.. 🙂 Awal masuk sekolah, ana melihat para petani menanam padi. Dan waktu2 ini, ana melihat kaca-kaca raksasa itu lagi ketika berangkat menuju sekolah. Artinya, para petani di daerah Sukoharjo panen padi setahun dua kali. Ada juga yang tiga kali, karena beberapa bulan sebelumnya sudah ada yang panen dan sudah membuat bibit2 padi lebih dahulu.

Sekolah ana adalah sekolah mewah. Why? karena letaknya ‘MEpet saWAH’.. 🙂 Ruang guru yang ana tempati ada di lantai dua. Dari tempat itu, ana bisa melihat para petani giat bekerja dari waktu ke waktu. Mulai dari membuat bibit, menanam, hingga saat panen. Di lantai dua itu, ana juga bisa merasakan semilirnya angin pedesaan dan juga hangatnya mantari jika ana kedinginan karena nyala AC dalam ruangan.

Selain melihat kaca2 di bumi, ana juga bisa melihat salah satu sifat cahaya di langit, yaitu diteruskan menurut garis lurus. Ana melihat cahaya matahari bisa menembus celah2 awan, sinarnya membentuk garis2 lurus yang indah bagaikan kipas yang bercahaya.. 🙂

Bismillah…

Rabbii anzilnii munzalan mubaarakan wa Anta Khoirul Munziliin.. (QS. Al-Mukminun: 29).

Ayat dia atas sering kulantunkan baik di hati maupun bibirku pada saat-saat mendekati kepindahanku dari rumah ke asrama putri sekolah. Aku memohon kepada Allah agar setelah pindah, benar2 bisa menambah kedekatan dan ibadahku kepada-Nya..

Alhamdulillah, ternyata asrama putri itu dekat dengan masjid yang selama ini kurindukan. Dulu ana pernah shalat maghrib di sana. Muncullah bersitan dalam hatiku, “Seandainya aku bisa shalat maghrib di sini setiap hari..”. Mengapa ingin shalat di sana? karena bacaan imamnya lambat sehingga bisa sambil dihayati, lalu ketika shalat di sana muncullah kerinduanku untuk bisa ke Masjidil Haram di kota Mekkah Al-Mukaramah.

Alhamdulillah, Allah memberi bonus yang banyak! Bukan hanya shalat maghrib, tapi juga shalat isya’ dan shalat shubuh. Dan yang amat kusukai, ba’da shalat maghrib dan shubuh ada kajian. Kalau di masjid dekat rumah, kajiannya hanya tiga kali dalam satu pekan. Sedangkan di masjid ini, kajiannya minimal 12 kali sepekan.

Ana merasakan hal yang berbeda ketika mengikuti kajian di masjid ini. Salah satu pengisinya adalah seorang ustadz yang sudah hafal qur’an. Kalau beliau mengisi kajian tafsir, Subhanallah.. keagungan al-Qur’an benar2 terasa, seolah-olah majlis ta’lim adalah sebuah taman hijau yang sangat indah.. yang airnya sangat jernih, anginnya sejuk dan bertiup lembut, dan cahayanya amat terang benderang memenuhi hati sanubari para pendengarnya.

= = = =

Kajian atau majlis ta’lim adalah SURGA bagi para penuntut ilmu serta tempat menyembuhkan dan menyejukkan hati  bagi orang2 yang sangat membutuhkan air kehidupan.

Tag:

Arsip

Statistik Blog

  • 886.891 hits