Learn to Be A True Muslimah

Archive for the ‘Tahfidz’ Category

Termasuk hikmah dari Allah bahwasanya tingkatan semangat seseorang, motivasi, keinginan, dan konsentrasinya untuk mencari ilmu dan meraihnya berbeda-beda dan bervariasi antara satu waktu dengan waktu lainnya, sepanjang hari, minggu, dan bulan.

Itulah sebabnya di sebagian waktu seseorang merasakan kenikmatan jiwa yang menakjubkan, cepat paham dan kuat dalam menghafal, dibandingkan waktu2 yang lain. Waktu terbaik untuk menghafal menurut pengalaman para ulama antara lain:

1. Waktu sahur

“Waktu pikiran paling jernih adalah waktu sahur.” (Khalil bin Ahmad)

2. Awal pagi

“Ketika kekuatan semakin melemah, maka dibutuhkan refreshing. Ketika menulis, membaca, mengarang, tetap dibutuhkan, dan lebih penting lagi menghafal, maka waktunya harus dibagi dua, yaitu menghafal di awal pagi dan malam. Dan sisa waktunya dibagi untuk menulis, membaca, istirahat, dari hal2 yang mubah.” (Ibnul Jauzi)

3. Waktu malam

“Waktu yang paling baik untuk menghafal adalah waktu sahur, di tengah hari, kemudian di pagi hari. Menghafal di waktu malam lebih baik dari waktu siang. Dan waktu lapar lebih baik dari waktu kenyang.” (Al-Khatib Al-Baghdadi)

Hanya saja, yang dimaksud lapar di sini bukanlah keadaan yang sangat lapar karena ketikamenghafal pun butuh tenag, seperti yang disampaikan oleh Syekh Waliyullah Ad-Dahlawi, “Waktu untuk menghadap Allah adalah ketika seseorang terbebas dari gangguan alami (fisik), seperti ketika sangat lapar, sangat kenyang, sangat mengantuk, terlalu capek.. atau gangguan pikiran seperti telinga yang mendengar suara bising karena ribut, pandangan yang dipenuhi dengan gambar2 berwarna-warni dan bisikan2 lainnya.

= = =

Sumber: 102 Kiat Agar Semangat Belajar Agama Membara

Bismillah..

Jika kita memiliki permasalahan, maka kembali lah pada Allah karena Dia lah yang memberikan ujian itu, dan Dia telah mempersiapkan jawaban ataupun solusinya. Wa man yattaqillaaha yaj’al lahu makhrojaa.. wa yarzuqhu min haisu laa yahtashib.. “Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah maka Allah akan memberikan padanya jalan keluar.. dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka..”

Salah satu permasalahan bagi santri tahfidz adalah masalah hafalan: baik ziyadah, muraja’ah, kedhobitan hafalan, kefahaman yang dihafal, mengajarkan ilmu, ataupun kemampuan untuk mengamalkan isi alqur’an yang telah dihafal. Oleh karena itu, sering2lah santri tahfidz untuk memohon pertolongan pada-Nya.

Bagaimana caranya?

Wasta’iinuu bish-shobri wash-sholaat.. wa innahaa lakabiirotun illaa ‘alal khoosyi’iin.. “Minta tolonglah kalian dengan sabar dan sholat.. dan sesungguhnya shalat sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ – tunduk jiwanya.” (QS. Al-Baqarah: 45-46)

Bagaimana realisasinya?

Barangkali di bawah ini bisa menjadi salah satu alternatif.

Teknis Menghafal Al-Qur’an

1. Sholat dua rakaat

Dianjurkan bagi orang yang akan menghafal al-qur’an, untuk mengerjakan sholat terlebih dahulu untuk memohon pertolongan pada-Nya. Seperti yang dilakukan Imam Bukhari, beliau selalu melakukan sholat dua rakaat lebih dahulu baru kemudian menulis hadits dalam kitabnya. Alhamdulillah, Allah jadikan kitab Shahih Bukhari menjadi penuh berkah bagi kaum muslimin hingga hari ini.

2. Berdoa mohon dimudahkan menghafal

Sesudah sholat, sebaiknya kita berdoa pada Allah dengan sungguh-sungguh, penuh harap dan cemas.

Doa dari Al-Qur’an: Rabbi zidnii ‘ilmaa.. “Ya Rabb, tambahkanlah padaku ilmu..” Al-Qur’an adalah ilmu teragung dan Allah-lah pemiliknya, maka jika kita ingin mendapatkan ilmu, kita memohon pada-Nya.

Atau doa-doa lain, misalnya:

-Doa mohon hafalan yang baik: Allaahumma innii as-aluka hifdhol anbiyaa-i wa fahmal mursaliin wa ilhaamal malaaikatil muqorrobiin.. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hafalan seperti hafalan para nabi, kefahaman seperti kefahaman para Rasul, dan ilham seperti ilhamnya para malaikat muqorrobiin..”

-Doa mohon kemudahan: Allahumma laa sahlaa illaa maa ja’altahu sahlaa, wa Anta taj’alul hazna, idzaa syi’ta sahlaa.. “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau jadikan mudah, dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan. ”

3. Mulai menghafal dengan niat mendekatkan diri pada Allah

Menghafal di sini bisa berbeda-beda metode maupun sarana yang dipakai. Sebaiknya ketika menghafal menghadap  kiblat. jika tidak pun tidak mengapa. Keuntungan kita menghafal setelah sholat adalah kita berada dalam keadaan punya wudhu ketika membaca al-qur’an yang berarti melaksanakan sunnah. Salah satu tanda kecintaan kita pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah melaksanakan sunnah2nya.

4. Memperdengarkan hafalan pada orang lain

Setelah memperoleh hafalan (misal: 1 halaman), maka hafalan itu perlu disimakkan pada orang lain. Hal ini untuk mengecek apakah hafalan kita itu memang benar atau masih ada kesalahan. Sebaiknya dilakukan dua kali:

-simakan 1: usahakan tidak ada kesalahan dalam simakan ini, tapi kalau belum bisa, tidak mengapa, masih bisa dibenahi.

-simakan 2: target sudah tidak ada kesalahan sama sekali, tidak terbata-bata dalam membaca, dan tidak berhenti untuk berpikir. hafalan yang mumtaz / sempurna.

Jika setelah disimakkan dua kali tapi masih ada yang salah, sebaiknya disimakkan lagi untuk yang ketiga kalinya dst. Hal ini bisa dilakukan kalau kita punya partner untuk menyimak atau ada keluarga di rumah yang bisa menyimak.

Bagaimana kalau tidak ada yang menyimak?

Pengecekan bisa dilakukan dengan: (1) membaca hafalan yang dimiliki bersama-sama dengan suara syaikh di murattal (bisa juga suara sendiri yang direkam), atau (2) membaca hafalan sambil melihat terjemah quran. Biasanya kalau kita lupa, bisa ingat kembali dengan melihat/mengetahui terjemahnya.

5. Berdoa memohon agar dikokohkan hafalan

Setelah punya hafalan dan sudah dimantapkan.. baik dengan disimakkan pada orang lain maupun dengan membaca hafalan sambil melihat terjemah, maka langkah selanjutnya adalah memohon pada Allah agar dikuatkan/dikokohkan hafalan kita agar tidak hilang, bisa dengan doa seperti ini: Allaahumma tsabbitnii fii maa hafidztu wa baarik lii fiih.. “Ya Allah, mantapkanlah aku atas apa yang telah kuhafal dan berikanlah aku berkah karenanya..”

6. Memindahkan hafalan tersebut ke dalam sholat

Ikhtiar kita agar dikokohkan hafalan adalah dengan senantiasa membaca/memuraja’ah hafalan yang telah diperoleh tersebut setiap hari, baik pada pagi siang hari atau malam hari.. baik di dalam sholat maupun di luar sholat.

Mengapa di dalam sholat juga? karena demikianlah para pendahulu kita menjaga hafalan al-qur’annya hingga akhir hayat. Mereka membaca hafalannya di dalam sholat, terutama di sholat malam yang memiliki keutamaan yang sangat banyak dan merupakan sebab kokohnya hafalan seseorang.

Bagaimana jika kita belum bisa memuraja’ah hafalan di sholat lail?

Jika belum bisa, maka bacalah hafalan tersebut pada sholat2 sunnah di siang hari hingga terasa mudah untuk dilaksanakan. Jika sudah bisa, maka alihkan dengan membaca hafalan dalam sholat di malam hari. Agar bisa bangun malam secara istiqomah, selain punya tekad kuat, sebaiknya juga punya sahabat yang membangunkan untuk sholat malam. Sholat malam merupakan salah satu dari kebiasaan orang-orang shalih yang disebutkan dalam hadits.

Alhamdulillah. Wallahu a’lam.

Bismillah..

Di sini saya mau menuliskan salah satu cara yang bisa dipakai untuk menambah hafalan sebanyak 1 halaman:

1. membaca terjemah dari halaman yang akan dihafal. kalau punya waktu banyak, bisa kita tuliskan arti tiap kata tersebut di halaman yang akan dihafal.

2. membaca halaman tersebut dari atas hingga bawah sebanyak 3 kali dengan rincian:

-bacaan ke-1: dibaca perlahan-lahan dengan niat akan menghafal

-bacaan ke-2: dibaca dengan target faham maknanya

-bacaan ke 3: dibaca dengan target faham makna lebih banyak/dalam dari bacaan yang ke-2

Jika pemahaman akan makna belum diperoleh, maka jumlah pengulangan perlu ditambah dan perlu melihat terjemah lagi. Jika dari membaca ini juga sudah paham artinya, maka bisa beralih ke langkah selanjutnya, yaitu

3. satu halaman dibagi 3 bagian.

-menghafal bagian 1 yang terdiri dari (misal) beberapa ayat ini dengan mantap. menghafal tiap ayat bisa diulang 5 kali atau lebih. Kalau saya, biasanya 5-7 kali untuk tiap ayatnya. Ingat: agar kita mudah menghafal, salah satu kuncinya adalah pemusatan konsentrasi.

-menghafal bagian ke 2 lalu menggabungkan hafalan bagian 1 dan 2

-menghafal bagian ke 3  lalu menggabungkan hafalan bagian 2 dan 3

-menggabungkan hafalan bagian 1, 2, dan 3 menjadi hafalan yang utuh.

(membaginya juga bisa berdasarkan tema. jika tema dalam satu halaman itu hanya ada 2, maka dibagi menjadi 2)

4. jika sudah hafal 1 halaman dengan baik, maka hafalan ini diulang lagi, minimal 3 kali. atau berpatokan dengan waktu, misalnya: halaman yang sudah mantap ini diulang selama 15 menit.

5. Gunakan hafalan ini dalam sholat2 sunnah hari itu. Satu halaman bisa dibaca dalam 2 rakaat (= 1 rakaat = membaca 1/2 halaman). Jika akan sholat masih kurang ingat, bisa membuka mushaf dulu untuk melihat kunci2 hafalan, lalu baru mengerjakan sholat. Besoknya bisa disetorkan ke ustadzah pengajar tahfidz.

Jika target menghafal dalam 1 hari adalah 2 halaman (seperti di mahad saya), maka perlu membuat hafalan 1 halaman lagi. Setelah itu, gabungkan ayat terakhir dari halaman 1 dengan ayat pertama dari halaman ke-2.

Bismillah..

Agar kita benar2 memiliki hafalan qur’an yang mumtaz dan teliti, maka kita perlu mengenali jenis2 kesalahan/ketidaksempurnaan yang mungkin terjadi dalam hafalan kita, antara lain:

1. ragu-ragu

Pada saat ini, kita ragu apakah kata ini atau kata itu.. tanpa yakin mana yang benar. Jika setelah berpikir belum yakin juga, sebaiknya kita menanyakan ke sahabat/ustadzah yang nyimak, manakah yang benar.. atau melihat mushaf (jika muraja’ah dilakukan sendirian) kemudian membuat rumus ingatan di ayat itu. misalnya dengan membuat jenis ingatan makna atau jenis ingatan huruf yang sama. (kayaknya yang ini lebih enak kalau praktek langsung daripada sekedar ditulis… 🙂 )

2. meloncat

Meloncat dari satu ayat ke ayat lain bisa berupa loncatan:

-dalam satu halaman.. biasanya ini terjadi karena akhir ayatnya sama. Tapi bisa disiasati dengan jenis ingatan makna.

-satu halaman ke halaman lain..

misalnya:

seseorang membaca ayat di lembar ke-3, lalu meloncat ke lembar ke-5 atau membaca lembar ke-4 meloncat ke lembar ke-6.. kenapa bisa begitu? karena sama2 di lembar sebelah kanan atau sama2 di lembar sebelah kiri.

-satu surat ke surat lain..karena ayatnya mirip sekali.

misalnya:

seseorang membaca: Alladzii ja’ala lakumul ardho.. (di QS. Al-Baqarah ayat 22), lalu ia melanjutkan bacaannya dengan kata dzaluulan. Padahal seharusnya ia membaca firoosyan.. Ayat ini memang mirip dengan ayat di QS.Al-Mulk: 15, yaitu: Huwalladzii jaala lakumul ardho dzaluulan..

3. salah huruf

Biasanya ini terjadi pada dhamir (kata ganti). misalnya: kum menjadi hum..

4. salah harokat

5. salah kata

6. salah mad

7. kurang qolqolah

8. kesalahan membaca tasydid

9. salah urutan kata

= = = = =

 

Bismillah..

Setelah ana membaca beberapa buku tentang Tahfidzul Qur’an dan beberapa informasi dari ustadzah maupun teman2, maka secara umum ada 3 madzhab/aliran/jenis metode tahfidz yang sekarang ini dilakukan oleh orang2 yang menghafal qur’an, antara lain:

1. MENAMBAH HAFALAN, TANPA MURAJA’AH

Pada metode ini, targetnya adalah hafal quran dalam waktu sesingkat-singkatnya. Jadi, setiap hari hanya ziyadah/menambah hafalan saja. Hal ini pernah dilakukan oleh kakak dari sahabat ana. Kakaknya adalah seorang perempuan lulusan pondok pesantren, sedangkan suaminya adalah seorang hafidz. Atas dorongan suaminya, maka si istri pun menghafal qur’an. Beliau menghafal quran pada saat hamil putranya yang pertama.

Setiap hari si istri menambah hafalan terus menerus, bisa dapat 3-4 lembar dalam satu hari. Targetnya adalah sebelum melahirkan, ia harus sudah khatam menghafal. Detik2 mendekati kelahiran, hati berdebar2, bisakah khatam? Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah akhirnya khatam juga. Dan anehnya, ucapan pertama kali yang diucapkan suami yang hafidz pada ibu si istri bukanlah bahagia karena putraya sudah lahir. Tapi apa? Alhamdulillah, akhirnya istriku sudah hafal qur’an.. Mengharukan ya.. 🙂

2. MENAMBAH HAFALAN, MURAJA’AH SEBAGIAN

Metode inilah yang biasa dipakai di mahad2/pondok2 tahfidz. Setiap hari ada kegiatan ziyadah dan muraja’ah. Tentang jumlah yang dimuraja’ah itu bisa berbeda2, misalnya harus 1 juz, 2 juz, atau bergantung jumlah hafalan. Sedangkan caranya juga bisa beda2, misalnya: muraja’ah di depan ustadah,muraja’ah partner,muraja’ah berkelompok, gantian per ayat, dll.

3. MENAMBAH HAFALAN, MURAJA’AH SELURUHNYA

Pada metode ini, setiap hari kegiatannya adalah ziyadah dan muraja’ah seluruh hafalan. Artinya, seluruh hafaln yang dimiliki dimuraja’ah dalam satu hari, bahkan ketika jumlah hafalannya sudah 29 juz, maka muraja’ahnya pun hari itu juga 29 juz. Apakah ini mungkin terjadi? Mungkin saja. Konsekuensinya, dari pagi hingga malam selalu berinteraksi dengan al-Qur’an. Hal ini pernah dilakukan oleh guru dari ustadzah ana.

= =

Sebenarnya tidak ada hafalan tanpa muraja’ah. Jadi, meskipun pada no 1 tidak ada muraja’ah sama sekali saat menghafal, tapi masih ada tugas lagi setelah khatam, yaitu memuraja’ah seluruh hafalannya secara bertahap hingga menjadi mantap.

Bismillah..

Ana ditanya oleh seorang muslimah dari Samarinda. Beliau seorang guru TIK dan wali kelas 9 SMP. Kadang beliau diminta menggantikan guru tahfidz jika guru tersebut tidak hadir. Hal itulah yang menjadi salah satu pendorongnya untuk lebih baik dan lebih cepat menghafal qur’an meskipun dalam kondisi sibuk.

(Di sini ana menjawab singkat saja, karena waktu ana di warnet sangat terbatas, barangkali bisa membantu para sahabat yang sibuk tapi punya keinginan kuat untuk menghafal qur’an.. 🙂 )

Pertanyaan:

Kira-kira metode tahfidz apa yang paling cocok saya gunakan ya..mba? saya ingin bisa istiqomah dalam menghapal meskipun aktivitas skrg padat. tapi saya merasa mungkin ini karena saya saja yang belum menemukan cara manajemen waktu yang terbaik, terutama kurang meluangkan waktu untuk menghafal.

Jawaban:

[1] Sebaiknya ukhti punya qur’an saku dan mp3 yang bisa dibawa ke mana saja (kecuali ke kamar kecil).

Manfaatkan waktu senggang, misal: saat2 menunggu, perjalanan pergi-pulang untuk menghafal atau mendengarkan murattal. Targetkan 1 bulan bisa dapat minimal 1 surat di juz 29 atau 28. Ini sudah bagus. Yang penting mudah dilaksanakan dan istiqomah.

[2] Kalau hari2 biasa, targetkan 1 hari menghafal 1-2 ayat tiap hari. Kalau ayatnya pendek2, bisa menghafal 5 ayat per hari. Nah, di akhir pekan, luangkan waktu untuk mengulang2 hafalan qur’an sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan mantap.

Atau bisa juga membuat metode yang lebih terorganisir, misalnya 1 pekan menghafal 1 halaman. Satu halaman terdiri dari 15 baris (di quran pojok/mushaf madinah). Targetkan 1 hari menghafal 3 baris, maka 1 halaman itu bisa selesai dalam 5 hari. Hari ke-6 (Sabtu) dan ke-7 (Ahad) digunakan untuk muraja’ah dan memantapkan hafalan. Jika sudah mantap di hari Sabtu, lakukan pemantapan lagi di hari Ahad sambil memuraja’ah hafalan lama yang sudah dimiliki.

Nah, dalam proses menghafal 3 baris dalam satu hari itu, gunakan lagi trik khusus. Misal:

-jika 3 baris itu terdiri dari 6 ayat, maka hafalkan 3 ayat di pagi hari sebelum shubuh, dan 3 ayat di sore hari menjelang maghrib.

-jika 3 baris itu terdiri dari 4 ayat, maka hafalkan 2 ayat di pagi hari dan hafalkan 2 ayat selanjutnya di sore hari.

Jika ini dilakukan rutin, bisa hafal 4 halaman = 2 lembar = 1/5 juz dalam 1 bulan.. atau dengan kata lain, hafal 1 juz dalam 5 bulan.. atau hafal 4-5 juz dalam 2 tahun. Alhamdulillah.. ini sangat baik daripada hanya berangan2 menjadi penghafal qur’an.

[3] Hal yang mendukung lancarnya hafalan: surat yang dihafal itu dibaca setiap hari selama proses menghafal. Misal ukhti sedang menghafal surat al-Insan. maka bacalah surat itu setiap hari selama satu bulan. Insya Allah hafalan ukhti akan sangat lancar. Bahkan, tidak sampai sebulan sudah lancar dan sudah hafal di luar kepala, insya Allah.. 🙂

= = = =

Pertanyaan:

Murojaah hapalan surah2 yg sudah dhapalnya bagusnya gmn? Hafalan ana sudah hampir 2 juz. Di tiap sholat sunnah kah…apa harus habis seluruh hafalan itu 1 hari..?

Jawab:

Muraja’ah hafalan terbaik adalah saat sholat tahajud. Selain itu, juga di sholat sunah yang lain, misal: sholat dhuha, sholat rawatib, atau sholat sesudah berwudhu, atau sholat mutlak. Bisa juga muraja’ah dilakukan di luar sholat. Ssebenarnya ada aturannya, berapa jumlah juz yang harus dimuraja’ah jika telah mencapai jumlah tertentu. Seingat ana:

1- jika hafal 1-5 juz, maka muraja’ahnya 1/2 juz per hari

2- jika hafal 5-10 juz, maka muraja’ahnya 1 juz per hari

3- jika hafal 10-15 juz, maka muraja’ahnya 1,5 juz per hari

4. jika hafal 15-20 juz, maka muraja’ahnya 2  juz per hari

5. jika hafal 20-25 juz, maka muraja’ahnya 2,5  juz per hari

6. jika hafal 25-30 juz, maka muraja’ahnya 3 juz per hari

Hanya saja, nanti kalau sudah hafal 30 juz, maka muraja’ah minimal yang harus dilakukan adalah 5 juz per hari.

= = = =

Ini hanya jawaban singkat ana saja, sebagian berdasarkan pengalaman ana sebelum masuk mahad tahfidz. Barangkali ada pembaca yang ingin menambahkan, silahkan..

Oh ya, bulan Januari 2012 ada ujian akhir semester di mahad ana. Ujian bisa berlangsung sekitar 1 bulan dan dilakukan lebih awal dari jadwal untuk antisipasi. Jika dihitung2, sebenarnya ana merasa baru benar2 full di mahad tahfidz selama 1 tahun 2 bulan hingga bulan Desember 2012 ini.

Memang di tengah2 menghafal banyak sekali ujian, tantangan dan rintangan hidup yang dialami. Entah berapa ratus air mata yang menetes, entah berapa peluh keringat yang mengalir, berapa kesedihan hati yang dirasakan.. Namun, semoga akhir dari perjuangan ini adalah sebuah kebahagiaan, kebahagiaan yang hakiki dan abadi.. Aamiin

Insya Allah akhir Desember ini ana sudah hafal 28 juz. Alhamdulillah, ini semata-mata karunia Allah. Haadzaa min fadhlillaaah..

Insya Allah ana posting lagi di akhir bulan Januari 2012, jika Allah masih memberikan umur pada hamba-Nya yang dhaif ini..

= = = =

Ya Allah, hamba rela menderita dan bersusah payah untuk mendapatkan ilmu. Ya Allah, keridhaan-Mu lah yang kami harapkan.. Luruskan hati, ucapan, dan perbuatan kami, Ya Allah. Rabbanaa afrigh ‘alainaa shabran wa tawaffanaa muslimiin.. Aamiin..

Metode Menghafal Qur’an

Bersama Mudhawi Ma’arif

  I. PENDAHULUAN

Ada 3 prinsip (Three P) yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan di mana saja berada sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur’an. 3P (Three P) tersebut adalah:

 1. Persiapan (Isti’dad)

Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal seperti:

a. Sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal secara mendalam)

b. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi

c. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal di luar kepala

 2. Pengesahan (Tashih/setor)

Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu halaman tersebu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada ustadz/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustadz, hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:

a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (di bawah atau di atas huruf yang lupa)

b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar oleh ustadz.

c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan

 3. Pengulangan (Muroja’ah/Penjagaan)

Setelah setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustadz/ustadzah) sampai ustadz benar-benar mengijinkannya.

 

 II. SYARAT UTAMA UNTUK MEMUDAHKAN HAFALAN

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah

2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang menjaga al-qur’an

3. Istiqomah sampai ajal musamma

4. Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf)

5. Adanya seorang pembimbing dari ustadz/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah)

6. Minimal sudah pernah khatam al-qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali)

7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok)

8. Menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu

9. Memahami ayat yang akan dihafal

 

 III. MACAM-MACAM METODE MENGHAFAL

A.     Sistem Fardhi

Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):

1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang

2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati

3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya

4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan

5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai)

6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisi mata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa)

7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal

8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo)

9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat

     Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal

Setelah anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi

2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang

3. Ulangi kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat. Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan hafalan

4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang

5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup)

6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.

 

 B.     Sistem Jama’i 

Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:

a. Bersama-sama baca keras

b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.

Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:

a. Persiapan:

1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustadz/ustadzah

2. Ustadz/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta

3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan instruksi ustadz/ustadzah

4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustadz/ustadzah untuk setor halaman baru dan muroja’ah hafalan lama

b. Setoran ke ustadz/ ustadzah:

1. Muroja’ah: 5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja’ah dimulai dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama

2. Setor hafalan baru:

a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama

b. Bergiliran baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.

c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.

3. Muroja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan.

Ketika peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang berhalangan hadir, maka ustad wajibmenggabungkannya dengan kelompok lain yang kebetulan juz, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.

c. Muroja’ah di tempat:

1. Kembali ketempat semula.

2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja’ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran

3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya

4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustadz/ustadzah.

 

 IV. KEISTIMEWAAN SISTEM JAMA’I

1. Cepat menguasai bacaan al-qur’an dengan benar

2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain

3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca

4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur’an

5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik

6. Menguatkan hafalan lama dan baru

7. Semangat muroja’ah dan menambah hafalan baru

8. Meringankan beban ustad

9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur’an

10.  Mampu berda’wah dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah

11.  Siap untuk dites dengan sistem acakan

12.  Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan

 

 V. JAMINAN

1. Hafalan al-qur’an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya

2. Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat

3. Pilihan Allah dan memperoleh surga ‘adn diakhirat nanti (surah fatir: 23-24)

 

 VI. METODE MURAJA’AH (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama’i)

Ayat-ayat al-qur’an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-‘ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja’ah. Berikut ini cara muroja’ah:

1. Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan ustadz/ustadzah dan penampilan.

2. Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.

3. Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama’ah/istri/suami dst

4. Ketika lupa dalam muroja’ah maka lakukan berikut ini:

  • Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu
  • Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushaf dan
  • Catat penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat mutasyabihat (serupa dengan ayat lain)  maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah)

= = = = =

Alhamdulillah, akhirnya ana tahu bagaimana Ustadz Mudhawi mengajar murid2nya di ma’had Umar bin Khothtob Surabaya. Oo.. ternyata ini ya rahasianya.. 🙂

Tulisan di atas ana print untuk ana jadikan salah satu panduan menghafal qur’an. Semoga suatu saat ana bisa menghadiri majlis ta’lim beliau. Aamiin..

Bismillah..

Alhamdulillah, hari ini koordinator pusat AMCF -Ustadz Jamaluddin- mengunjungi ma’had kami. Beliau ditemani oleh Ustadz Syukur sebagai koordinator AMCF di Solo. Setelah majlis dibuka oleh Ustadz Syukur, Ustadz Jamaluddin memberikan informasi dan nasihat berharga untuk kami. Diawali dengan menerangkan apa itu AMCF, apa saja kegiatannya, apa saja outputnya sampai saat ini, hingga nasihat tentang menghafal qur’an.

AMCF singkatan dari Asia Muslim Charity Foundation, atau kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi Yayasan Muslim Asia. AMCF hingga saat tulisan ini ditulis sudah memiliki 15 mahad lughoh (bahasa arab) dan 35 mahad tahfidz. Memang sih, mahad tahfidz yang putri masih sedikit. Setahu ana, dulu baru ada 2 tempat, sekarang sudah ada 6 tempat mahad putri AMCF di Indonesia. Selain bergerak dalam bidang pendidikan (bahasa dan tahfidzul qur’an), AMCF juga memberikan bantuan dalam pembangunan masjid2 dan panti asuhan.

Jika kita ingin bisa menghafal qur’an sesuai target, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) niat ikhlas, (2) menjauhi sifat tercela, (3) mendapatkan izin ortu / suami, (4) istiqomah dan disiplin, (5) mengorbankan waktu untuk menghafal qur’an, (6) banyak muraja’ah. Itulah inti dari nasihat beliau tentang menghafal qur’an.

Yang terkesan bagi ana adalah point ke-5, yaitu mengorbankan waktu untuk menghafal al-qur’an. Menurut beliau, pengorbanan waktu itu adalah sebuah perjuangan. Betapa banyak orang yang di luar itu menghabiskan waktu untuk bersenang2, sedangkan para santri di mahad tahfidz berjuang keras untuk menghafal qur’an dan mengulang-ulangnya. Beliau juga berpesan agar kami harus pandai mengatur waktu karena di tengah2 menghafal qur’an, pasti ada kendala yang ditemui.

Awalnya ketika diamanahi sebagai koordinator beliau juga berpikir, apakah 2 tahun untuk menghafal qur’an itu bisa?? karena di pondok2 konvensional, menghafal qur’an itu bisa sampai 4 tahun, bahkan 9 tahun. Setelah beliau berkunjung ke Mahad Umar bin Khoththob Surabaya, akhirnya beliau yakin: Bisa!

Beliau bercerita, lokasi Ma’had Umar bin Khoththob dan fasilitasnya itu memang mendukung untuk menghafal, tempatnya juga asri. Ustadz yang mengajar di sana ada 3 orang dengan jumlah santri sekitar 60 orang. Salah satu pengajar tahfidznya adalah Ustadz Mudhawi.

Bagaimana metode tahfidz di sana?

Karena Ustadz Jamaludin ditanya, akhirnya beliau bercerita lebih banyak. Metode tahfidz di sana ok banget. Suasana menghafal benar2 terasa/ kelihatan. Bahkan, masjidnya saja, hidup 24 jam. Manajemen bagus, ketegasannya juga bagus.  Sejak awal masuk mahad tahfidz, calon santri benar2 ditanya: apakah benar2 mau menghafal? Kalau tidak, ya sebaiknya pulang saja.. 🙂 Lalu perkembangannya juga dipantau, kalau 2 tahun tidak ada hasil, ya sebaiknya pulang saja.. 🙂 (tegas banget ya..)

Proses hafalan dilaksanakan dengan intensif. Santri senior berkewajiban menyimak hafalan santri baru. Setelah itu hafalan tersebut disetorkan ke ustadz. Satu ustadz menyimak 3 orang.. Lho, padahal jam tahfidznya kan cuma 4 jam, apa cukup? (5 jam mengajar: 4 jam tahfidz, 1 jam durus idhofiyah). Kalau di mahad ana, kami benar2 kekurangan waktu. Makanya pada rebutan tempat duduk untuk setoran dan atau muraja’ah. Apalagi target muraja’ah di hadapan ustadzah adalah 2 juz, sedangkan di mahad lain biasanya 1/4 juz saja.

Ternyata, ustadznya berani mengorbankan waktu di luar jam mengajar. Apalagi ustadznya tinggal di asrama. Jadi, santri bisa janjian dengan ustadznya untuk setoran hafalan di masjid atau di tempat yang disepakati. (Ustadzah ana juga sering mengorbankan waktunya dengan tulus, meskipun waktu lemburnya tidak mendapat tambahan di dunia, tapi insya Allah mendapat pahala di sisi Allah. Aamiin.)

Dari segi ketelitian hafalan, insya Allah tidak diragukan karena ustadznya sendiri mempunyai kelebihan, memiliki sanad dan sudah dipercaya. Santri2 di sana (yang sudah hafal 30 juz) sering diminta untuk menjadi imam di masjid2. Bahkan pada bulan Ramadhan yang lalu, Ustadz Mudawi diminta untuk menjadi imam sholat di Belanda.

= = = = =

Ketika akan berakhir, ana memberanikan diri untuk bertanya, “Ustadz, misalnya kita sudah selesai menghafal, juga sudah selesai ujian, lalu bagaimana agar bisa mendapatkan sanad? Apalagi kami adalah akhwat.” Ana bertanya seperti itu, karena biasanya yang punya sanad itu adalah penghafal qur’an laki-laki. Untuk hal ilmu, kita para akhwat juga nggak mau kalah kan.. 🙂

Ustadz Jamaluddin menjawab, “AMCF tidak mewajibkan harus mengambil sanad setelah selesai menghafal.”. Beliau bercerita, Ustadz Mudhawi saja belum berani mengajarkan ilmu sanadnya pada muridnya. Karena orang yang diajari sanad itu adalah orang pilihan, hanya orang yang pantas yang akan mendapatkan ilmu itu. Ustadz Mudhawi belum menemukan orang itu.

Mendengar jawaban itu, ana jadi teringat ucapan ustadz ana yang mengajar pelajaran Aqidah Akhlak di SMA dulu,  ‘Seorang guru berhak untuk menerima atau menolak murid’. Seorang guru hebat, akan mencari murid hebat yang pantas memiliki ilmu itu. Masya Allah. Wew!

Bismillah..

Benarkah menghafal qur’an bisa membuat kita (para muslimah) tambah cantik?

Berdasarkan pengamatan ana, teman2 ana yang baru saja selesai menghafal di hadapan ustadzah.. mereka tambah cantik lho.. hmm..

Tempat favorit tahfidz  ana di ma’had adalah di atas lantai keramik memanjang dekat taman. Di situ ana bisa melihat teman2 yang keluar-masuk ruang kelas. Masuk kelas untuk menyetorkan hafalan baru atau muraja’ah, dan keluar kelas karena selesai maju hafalan. Ternyata ada perbedaan ketika masuk dan keluar itu.. Ketika maju biasa2 aja. Setelah keluar, wajah mereka berseri-seri dengan senyum yang mengembang.. Terutama sekali akan terlihat pada sahabatku yang baru saja selesai ujian juz baru dan akhirnya sukses menempuhnya..

Barangkali bertambahnya kecantikan itu adalah pancaran dari kebahagiaan hati dalam mencintai al-qur’an.. 🙂

Bismillah..

Suatu hari di serambi rumah bagian samping..

“Hmm.. enaknyaa.. akhirnya tadi kakak telah selesai menerjemahkan al-qur’an beberapa halaman yang akan kakak hafal hari ini..”, kataku setengah sadar kepada adik-adik.. setengah sadar karena aku mengucapkannya dengan menyempitkan kelopak mataku dan membayangkan lagi kelezatannya.

“Walah, mbak.. mbak… Kukira tadi mbak mau bilang kalau makanan ini enak. Ternyata malah bilang begitu!”, jawab salah satu adikku.

“Oh, iya ya.. Benar.. makanan ini sangat enak.”, jawabku sambil tersenyum. Saat itu kami sedang makan makanan berkuah dalam sebuah mangkuk. Makanan dalam satu mangkuk itu dimakan oleh tiga orang: aku dan dua adikku..

= = = =

Ternyata menerjemahkan al-qur’an itu nikmat lho.. dan sangat bermanfaat dalam membuat “ingatan makna” dalam menghafal al-Qur’an. Kalau ana menerjemahkan al-qur’an.. caranya dengan melihat terjemah depag lalu menuliskan artinya per kata di bawah tulisan arabnya.. 🙂 kalau masih kurang jelas, lihat kamus al-qur’an.

Lebih jauh, kalau ingin lebih paham maksud dan kandungannya, bisa baca tafsir. Kalau ingin lebih paham alurnya, bisa baca buku sirah nabawiyah. Sangat baik kalau dilakukan saat kondisi sangat tenang karena konsentrasi mudah terkumpul, misalnya di malam hari. Menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa kita sangat membantu dalam memahami maksud di dalamnya.

Yuk, nerjemahkan qur’an.. 🙂


Arsip

Statistik Blog

  • 886.867 hits