Learn to Be A True Muslimah

Archive for the ‘santai’ Category

Bismillah..

Saat kita membaca al-Qur’an, terkadang sebelum kita selesai membaca hingga akhir ayat (atau tanda waqof), nafas kita sudah habis lalu terpaksa dihentikan. Ini bisa merusak bacaan. Jadi, kalau hal ini terjadi, kita perlu mengulang ayat yang terputus dengan tidak benar di tengah tadi. Salah satu ilmu yang perlu diketahui oleh para pembaca dan penghafal al-Qur’an adalah mengetahui tempat-tempat waqof, karena ini termasuk bagian dari kesempurnaan dalam membaca al-Qur’an.

Bagaimana kita mengetahui tempat2 waqof?

Dengan belajar ilmu tajwid dan mempraktekkannya dalam membaca al-Qur’an. Di dalam buku ilmu tajwid, bisa kita temui pembahasan tentang jenis2 waqof dan tanda2nya yang dilambangkan dengan huruf hijaiyah. Selain itu, bisa juga dengan mendengarkan murattal para syaikh sambil memberi tanda pada mushaf, di mana saja mereka berhenti dalam membaca al-Qur’an.. lalu apakah para syaikh itu langsung melanjutkan, atau kembali ke beberapa kata sebelumnya.

Bagaimana agar kita memiliki nafas yang panjang?

Salah satunya adalah dengan latihan berenang karena ketika kita berada di dalam air, saat itu kita tidak bernafas untuk beberapa waktu. Hal ini sudah saya praktekkan. Alhamdulillah, ternyata bisa meningkatkan kemampuan saya tiga kali lipat..  Sebagai orang fisika, maka saya ukur juga kelajuan saya bergerak di dalam air. Karena masih belum profesional, ternyata saya baru bisa bergerak dengan kelajuan 0,8 m/s. Oh ya, olahraga berenang adalah salah satu olaharaga yang disunnahkan untuk dipelajari dan diajarkan.

Macam Gaya Renang

Ternyata ketika berenang itu ada gayanya juga lho, kalau tidak salah: gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, dan gaya kupu2/katak. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah blog, ada sebuah gaya yang paling sulit ambil nafasnya, yaitu gaya bebas. Padahal yang baru saya kuasai dengan baik baru gaya bebas.. 🙂 Memang saat menggunakan gaya itu biasanya saya tidak nafas sama sekali dalam air atau cuma menghirup satu/dua kali saja untuk jarak sejauh 10,8 m.

Dalam gaya dada dan gaya kupu-kupu, bernafas bisa dilakukan dengan mudah karena ada saat di mana kepala kita seluruhnya berada diatas permukaan air. Bernafas dalam gaya punggung juga tidak sulit karena kepala dan tubuh kita menghadap dengan bebas ke arah langit. Adapun dalam gaya bebas, kepala kita tidak boleh sepenuhnya menyembul dari permukaan air. Inilah yang menjadikan bernafas dalam gaya bebas terasa lebih sulit.

Namun jika sudah biasa, tidak akan ada lagi hal yang sulit. Mengambil (menghirup) nafas dalam gaya bebas kita lakukan semenjak 2/3 kayuhan tangan kita, dan kita akhiri pada saat tangan kita kembali masuk ke dalam air. Kita ambil contoh mengambil nafas ke sisi kiri. Pada saat kayuhan tangan kiri kita sejajar dengan dada, akan timbul gaya angkat pada sisi kiri tubuh kita. Akibatnya, tubuh pun akan miring menghadap ke sisi kiri. Pada saat itulah kita mulai mengambil nafas. Dan kemiringan tubuh kita dengan sendirinya akan membantu wajah kita untuk bisa menyembul keatas permukaan air dengan mudah dan alami.

Pada saat wajah kita kembali terbenam ke dalam air, keluarkanlah udara dengan santai dari hidung kita. Ini akan menimbulkan gelembung-gelembung air yang keluar dari hidung kita.

Lalu kapan kita mengambil nafas?

Untuk renang jarak jauh semisal 1500 meter, beberapa perenang hebat seperti Grant Hackett mengambil nafas setiap dua kayuhan sekali. Ini artinya hanya berselang satu kayuhan saja, dan karenanya bernafasnya pun hanya ke satu sisi saja: ke kiri saja atau ke kanan saja.

Namun ada juga beberapa perenang yang mengambil nafas setiap tiga kayuhan sekali. Ini artinya pengambilan nafas akan dilakukan bergantian ke kiri dan ke kanan. Cara bernafas seperti dikenal sebagai bilateral breathing. Lalu mana yang lebih baik antara mengambil nafas ke satu sisi saja atau mengambil nafas ke dua sisi secara bergantian? Jawabannya, suka-suka Anda. Lakukanlah yang menurut Anda lebih rileks, santai, nyaman dan cocok untuk Anda. Jadi yang terpenting, Anda merasa nyaman ketika bernafas.

Meski demikian, banyak perenang sprint gaya bebas (50 meter atau 100 meter) yang berusaha semaksimal mungkin untuk menahan nafas mereka selama balapan. Mereka hanya mengambil nafas ketika betul-betul memerlukannya. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi pengurangan kecepatan yang biasanya terjadi ketika seorang perenang gaya bebas sedang mengambil nafas.

Hari Kamis banyak agenda menyenangkan !! Paginya mengumpulkan ujian Fisika Akustik, baik makalah perorangan ataupun tugas bersama.

Tugas bersama itu mengenai atap masa depan yaitu sistem atap hibrida, tapi saya baru membahas aspek struktur pelapisan dan perambatan gelombangnya. Atap ini sebenarnya adalah sel surya yang dimodifikasi sehingga memiliki banyak manfaat yaitu menyerap radiasi infra merah, menghasilkan listrik, bersifat transparan sehingga dapat meneruskan cahaya, dan menyerap bunyi.

Makalah perorangan saya ini sebenarnya sudah terpikir sejak lama dan alhamdulllah akhirnya bisa menjadi sebuah tulisan sebelum saya lulus, yaitu pemanfaatan ilmu-ilmu fisika untuk mempelajari al-Quran. Judulnya : Perancangan Instrumen Pembelajaran Ilmu Tajwid dengan Pengenalan Pola Support Vector Machine dan Mikrokontroler AT89S51. Untuk membuat instrumen itu, diperlukan banyak ilmu dalam bidang fisika, misal :

[1] Ilmu Fisika Akustik dan Digital Signal Processing, misalnya untuk mengekstrak bunyi lafaz huruf-huruf hijaiyyah.

[2] Ilmu Patten Recognition yang merupakan bagian dari ilmu kecerdasan buatan. Saya memilih SVM karena SVM merupakan rangkaian harmonis konsep-konsep unggulan dalam bidang pattern recognition dan ditempatkan sebagai state of the art dalam bidang ini.

[3] Ilmu Fisika Instrumentasi dan Mikrokomputer, untuk pembuatan mikrokontrolernya

[4] Ilmu Pemrograman dan Komputasi Fisika. Rencananya pakai Matlab karena toolsnya lengkap dan listing programnya sedikit.

Ide ini ide original dan baru dalam bentuk proposal penelitian. Makalah yang saya kumpulkan merupakan perbaikan sekaligus versi yang lebih lengkap dari proposal sebelumnya. Dosen saya mengomentari sebenarnya ide saya ini bisa jadi thesis S2. Hmmm…

Setelah dari kampus, saya pulang untuk mengumpulkan beberapa buku-buku Islam yang ada di rumah untuk dipinjamkan di perpustakaan Al-Huffadz (alhuffadz.wordpress.com). Ada sekardus buku, jumlahnya sekitar 30-an. Ini koleksi buku-buku di rumah yang sudah dibaca dan sepertinya akan lebih bermanfaat jika berada di perpustakaan. Saya naik sepeda mini ke Pasar Bunga dan Tanaman Hias di Pasar Nongko untuk berangkat sama-sama ke Al-Huffadz – asrama tahfidz Al-Manar – Masjid Al-Firdaus.

Di Al-Huffadz, Kak Yuni sedang mengajar tahsin ke beberapa muslimah lainnya. Dia menyambutku lalu kami mengeluarkan buku-buku dari kardus lalu kardusnya saya ambil lagi. Kemudian kami mampir ke asrama untuk mengembalikan kardus asrama yang digunakan untuk membawa buku-buku tadi. Lalu dengan cepatnya harus menuju Masjid AL-Firdaus untuk mempelajari Bahasa Arab sekaligus Fiqih Wanita – kitab Fatawa al-Mar’ah.

Selesai kajian, kami pulang ke Pasar Nongko. Seusai sholat ashar, kami bercerita banyak hal, mulai dari jilbab hingga mainan anak-anak. Sahabat bercerita kalau dia baru saja beli permainan catur yang sudah 12 tahun lamanya ia idam-idamkan. Lalu aku mengajaknya bermain dengan catur mini itu agar dia senang dan dia menerima ajakanku dengan senang hati. Sudah belasan tahun saya tidak bermain catur, kalau tidak salah terakhir kali bermain catur adalah saat duduk di kelas 4 SD.

Akhirnya salah satu dari kami menang. Bagaimanapun kami adalah sahabat karib-sahabat kental, tetap saling menyemangati dan mengevalusi.

“Bermain catur itu butuh waktu lama ya.. wah, padahal banyak hal yang bisa kita lakukan. Walaupun demikian, di sini dilatih pula kemampuan otak kita.”

“Iya, dilatih banget.”

“Oya, jangan menyerah ya walau kali ini kalah. Kalau dalam hal ini saja menyerah, bagaimana dengan urursan-urusan yang lebih besar?”

“Ok, tentu saja”

Setelah “pertempuran dua kerajaan” selesai, saya pamit pulang.


Arsip

Statistik Blog

  • 886.899 hits