Learn to Be A True Muslimah

Archive for the ‘Cinta Quran’ Category

Alhamdulillah, beberapa hari kemarin saya pergi ke Kota Batu di Jawa Timur, dekat kota Malang. Di sana pemandangannya sangat indah, sejuk, bersih dari polusi, dan tenang dari bising. Di sana saya bertemu dengan salah seorang hafidzah yang mengajar di SMP IT Al-Izzah. Kami pun berbincang asyik. 🙂

Alhamdulillah, Allah mendekatkanku dengan cita-citaku. Di sana ada pondok tahfidz yang dikelola oleh seorang hafidz bersanad ‘aly. Kata sahabat yang baru saja kukenal itu, hafidz tersebut memiliki makharijul huruf paling bagus se-Indonesia, namanya Ustadz Sufyan. Lalu ana pun bertanya, beliau punya sanad ke berapa? Saat itu sahabatku tidak bisa langsung menjawab dengan pasti, lalu dia mau menanyakan lebih dahulu kepada sahabatnya yang lain.

“Sanadnya ke-23, ukh.”, kata sahabatku.

“Masak sih, ukh. Setahuku, sanad tertinggi di dunia saat ini adalah sanad ke-27 atau ke-28. Pemilik sanad ke-27 aja sudah sepuh, dan mungkin hampir meninggal dunia.”, jawabku saat itu. (ternyata, pemilik sanad ke-27 di Syiria sudah meninggal tahun ini.. 😦 )

Ana kira sanad Ustadz Sufyan adalah sanad ke-23 seperti penuturan sahabatku. Namun, alhamdulillah, ada hamba Allah yang mau meluruskan dan inilah maksud tulisan ini ana tulis, untuk mendapatkan jawaban yang benar tentang jawaban sahabatku itu.

Ternyata, sanad Ustadz Sufyan adalah ke-27 atau ke-28, seperti komentar di bawah. Ini termasuk sanad yang sangat tinggi. Ana kira, sanad tertinggi di dunia itu hanya ada di negara Arab atau Timur Tengah. Alhamdulillah, ternyata di Indonesia juga ada hafidz beersanad ‘aly tingkat dunia. Ini artinya, untuk saat ini, Sanad Al-Qur’an tertinggi di Indonesia = Sanad Al-Qur’an teringgi di Dunia… 🙂

Bagi para hafidz/ah pemburu sanad, sebaiknya datang ke beliau untuk belajar sebelum ilmu itu dicabut. Karena dicabutnya ilmu itu dengan wafatnya para ulama. Memang tidak mudah. Saya berkata pada sahabatku, kalau orang sudah punya sanad itu, tidak ada satu pun kesalahan dalam hafalannya. Sahabatku itu pun membenarkan. Lalu sahabatku itu pun bercerita singkat. Salah satu yang sudah dapat sanad dari beliau adalah putranya.

Dari hafalannya yang 30 juz yang disetorkan ke Ustadz Sufyan itu, beliau hanya salah satuu saja, yaitu di madd-nya. Eh, diminta ngulang lagi dari awal. Padahal kalau kita di mahad tafhidz, biasanya disalahkan kalau itu berupa kesalahan jaliy (kesalahan yang jelas/nampak) saja.. atau pernah juga sebagian kecil dari kesalahan khafiy (kesalahan yang samar).. (tapi ini sangat jarang).

Yah, begitulah. Sangat sulit untuk mendapatkan keutamaan para ahlu qur’an ini, tapi tetap bisa diraih dengan doa, kesungguhan, ketekunan, dan kesabaran.. insya Allah.. bi idznillah.. Amin

Bismillah..

Benarkah menghafal qur’an bisa membuat kita (para muslimah) tambah cantik?

Berdasarkan pengamatan ana, teman2 ana yang baru saja selesai menghafal di hadapan ustadzah.. mereka tambah cantik lho.. hmm..

Tempat favorit tahfidz  ana di ma’had adalah di atas lantai keramik memanjang dekat taman. Di situ ana bisa melihat teman2 yang keluar-masuk ruang kelas. Masuk kelas untuk menyetorkan hafalan baru atau muraja’ah, dan keluar kelas karena selesai maju hafalan. Ternyata ada perbedaan ketika masuk dan keluar itu.. Ketika maju biasa2 aja. Setelah keluar, wajah mereka berseri-seri dengan senyum yang mengembang.. Terutama sekali akan terlihat pada sahabatku yang baru saja selesai ujian juz baru dan akhirnya sukses menempuhnya..

Barangkali bertambahnya kecantikan itu adalah pancaran dari kebahagiaan hati dalam mencintai al-qur’an.. 🙂

Ramadhan adalah bulan cinta dan baca Alqur’an. Pada bulan ini terdapat sebaik – baiknya malam yaitu Lailatul qodr yang mana Alqur’an, sebaik – baiknya perkataan turun di malam ini. Malaikat Jibril sebaik – baik malaikat, memperdengarkan Alqur’an kepada sebaik – baiknya makhluq yaitu Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alahi Wasallam pada malam ini.

Utsman ibn ‘Affan radiyallahu ‘anhu mengkhatamkan Alqur’an setiap hari di bulan Ramadhan.Para ulama salaf dahulupun sangat mengagungkan bulan Ramadhan dan mengisinya dengan banyak membaca dan mentadabburi Alqur’an. Bahkan diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i rahimahullah dapat mengkhatamkan Alqur’an di bulan yang agung ini sebanyak enampuluh kali. Mereka adalah para manusia yang cinta Alqur’an. Hati mereka selalu melekat pada Alqur’an. Kemanapun mereka pergi dan kapanpun, Alqur’an selalu berada di hati mereka.

Marilah kita berusaha untuk cinta Alqur’an sebagaimana para pendahulu kita cinta Alqur’an. Alqur’an adalah petunjuk jalan hidup kita. Hanya dengannyalah kita bisa berbahagia di dunia dan akhirat.

Tanda – Tanda Cinta Alqur’an

Hati yang sudah cinta terhadap Alqur’an mempunyai beberapa tanda di antaranya :

  • Gembira bila bersua dengannya
  • Duduk membacanya dalam waktu yang lama tanpa bosan dan jemu.
  • Merasa rindu bila terhalang membacanya beberapa waktu dan berusaha untuk selalu dekat dengannya.
  • Selalu merujuk kepada Alqur’an dan memgambil nasihat – nasihat yang ada di dalamnya bila menemukan kesulitan hidup, baik berat ataupun ringan
  • Mentaati hukum – hukum dalam Alqur’an baik perintah ataupun larangan.

Inilah tanda – tanda terpenting dari cinta Alqur’an. Bilamana tanda – tanda ini ada, berarti cinta Alqur’an itu ada, bila tidak , berarti cinta telah pergi dan tiada. Bila sebagian tanda kurang, berarti kurang pula cinta itu sesuai kekurangan tadi.

Sudah semestinya bagi setiap muslim untuk bertanya kepada dirinya sendiri : “apakah saya sudah cinta Alqur’an?”

Pertanyaan yang sangat penting dan meresahkan hati. Jawabannya pun lebih meresahkan lagi, karena jawaban dari pertanyaan itu mengandung banyak sekali maksud dan penafsiran.

Sebelum anda menjawab pertanyaan anda sendiri tadi, alangkah baiknya anda kembali melihat tanda – tanda di atas.
Sebagian orang kalau ditanya : “Anda cinta Alqur’an ?”
Dia menjawab :” Ya, tentu saya cinta Alqur’an. Bagaimana mungkin tidak…”
Tapi apakah dia benar dengan jawabannya itu? Bagaimana mungkin dia cinta Alqur’an, sedangkan untuk duduk bersamanya selama beberapa menit saja tidak sanggup. Padahal kalau dia bersama dengan apa yang ia sukai, dia akan bersamanya berjam – jam.

Abu Ubaid rahimahullah berkata : “ Seorang hamba bisa bertanya kepada dirinya hanya dengan Alqur’an. Bila cinta Alqur’an, maka sungguh dia cinta Allah dan RasulNya”

Kalau tanda – tanda cinta Alqur’an di atas tidak ada pada kita, sungguh kita harus mengakui kelalaian dan kekurangperhatian kita terhadap Alqur’an. Setelah itu, kita berusah sekuat tenaga untuk merubahnya.

Cara Merealisasikan Cinta Alqur’an

Cara Pertama : Bertawakal dan Minta Pertolongan Kepada Allah Ta’ala

Yaitu kita minta pertolongan Allah dan berdoa kepadaNya untuk dianugerahi cinta Alqur’an. Di antaranya berdoa dengan doa agung yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda :

“Tidaklah seorang hamba apabila terkena musibah atau kesedihan, kemudian dia berdoa :

اللهم إني عبدك وابن عبدك وابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو علمته أحدا من خلقك أو أنزلته في كتابك أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي ونور صدري وجلاء حزني وذهاب همي إلا أذهب الله همه وحزنه وأبدله مكانه فرجا

Kecuali Allah akan menghilangkan lara dan sedihnya dan menggantinya dengan kebahagiaan”. Para Shahabat berkata : “Wahai Rasulullah sepantasnyalah kita belajar kalimat – kalimat doa ini” Rasulullah menjawab :” Benar. Sudah sepantasnya orang yang mendengar ini untuk mempelajarinya” (HR. Ahmad, Dishahihkan oleh Albani)

Hendaklah setiap hari doa ini diulang berkali – kali sambil memilih waktu – waktu yang mustajab. Bersungguh – sungguh waktu memohon, merendahkan diri, terus mengulang doa dan sangat mengharap agar doanya diijabah dan dikabulkan. Karena sebagian orang mengulang – ulang doanya hanya pada perkara duniawi yang bersifat materil saja. Adapun kalau urusan agama, doanya kering dan tak ada kesungguhan. Itupun kalau dia berdoa…
Cara Kedua : Menghadirkan Penyebab – Penyebab Cinta Alqur’an

Penyebab cinta Alqur’an yang paling utama adalah ilmu dan caranya dengan membaca. Yaitu membaca tentang keagungan Alqur’an yang disebutkan di dalam Alqur’an,as-Sunnah dan perkataan para ulama salaf tentang cinta dan pengagungan mereka terhadap Alqur’an.

Disarankan bagi setiap orang yang ingin mendapatkan cinta Alqur’an untuk membuat suatu program, dimana dia menulis beberapa teks dari Alqur’an, as-Sunnah dan perkataan ulama salaf yang menjelaskan tentang derajat dan keagungan Alqur’an. Kemudian dijadikan dua bagian, yaitu matan( naskah asli) dan syarh (Penjelas dari matan ). Matan untuk dihafal dan diulang – ulang, adapun syarh untuk dibaca dan difahami. Lalu dikorelasikan antara matan dan syarh.

Diharapkan bagi yang menerapkan program ini agar di beri oleh Allah Subhanahu Wata’ala kecintaan dan pengagungan terhadap Alqur’an. Dimana cinta Alqur’an itu adalah kunci utama untuk memahami dan mentadabburi Alqur’an.

Maka perbanyaklah membaca hal – hal tentang Alqur’an, bacalah dengan kontinyu kabar – kabar dan kisah – kisah dari ulama salaf tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan Alqur’an.

Karena mesti kita ketahui bahwa kekurangcintaan kita pada Alqur’an penyebabnya adalah ketidaktahuan kita terhadap nilai dan ketinggian Alqur’an. Seperti anak kecil yang yang menolak diberi uang 500 ribu dan minta seribu rupiah. Begitu juga orang yang tidak tahu ketinggian Alqur’an, dia tinggalkan Alqur’an, tidak butuh padanya dan lebih memilih apa – apa yang sebenarnya lebih rendah dari Alqur’an.

Kalaulah diiklankan akan ada lomba telaah buku dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah berpuluh – puluh juta, bagaimanakah respon dan antusiasme masyarakat? Dan bagaimana antusias mereka untuk berusaha mencari dan menelaah buku tersebut ? Padahal sesungguhnya Alqur’an adalah buku ( kitab ) dimana yang berhasil berinteraksi dengan kitab ini, dia akan mendapatkan hadiah kerajaan yang tak terbatas.

Banyak sekali orang Islam yang cintanya terhadap Alqur’an adalah cinta yang umum dan tidak mendetail. Pengetahuan mereka hanya terbatas bahwa Alqur’an turun dari Allah Ta’ala, Membacanya dalam sholat adalah ibadah dan Alqur’an dibaca untuk penyembuh orang sakit. Adapun pengetahuan secara terperinci tentang keagungan ketinggian Alqur’an mereka tidak mengetahuinya.

Hal ini kita contohkan dengan apabila kita mendengar seorang tokoh besar dalam sejarah dan kita mengaguminya, namun kita mengetahui cerita hidupnya secara umum saja tanpa mendetail. Ketika kita membaca buku setebal 600 halaman tentang kepahlawanannya, pengorbanannya, kemuliaan dan kebaikannya kepada manusia, keberhasilan yang telah diukirnya, dan kita membacanya dengan antusias huruf – perhuruf, maka sungguh pasti gambaran tentang tokoh ini semakin jelas dan pengetahuan tantangnya semakin dalam, bertambah pulalah cinta dan kekaguman kita padanya. Keterpengaruhan seperti ini adalah hal yang sudah terbukti dan tidak bisa diingkari.

Lalu kenapa kita tidak melakukannya untuk menambah kecintaan dan pengagungan kita terhadap Alqur’an? Karena kalau kita melakukannya, maka sungguh kitab yang sangat agung ini akan menambah cinta dan pengagungan kita kepada Allah ‘Azza Wajalla. Dan dengan ini kita bisa mencapai derajat dan kedudukan para wali – wali Allah yang bertaqwa,yaitu orang – orang tidak merasa takut dan tidak pula bersedih hati, orang – orang yang kalau satu di antara mereka bersumpah, Allah akan mengabulkan sumpahnya dan memberikan segala angan – angannya.

Di bulan Ramadhan yang sebaik – baik bulan ini, adalah momen yang sangat tepat untuk merealisasikan harapan kita bersama ini, yang mungkin telah hilang atau bahkan belum pernah hadir dalam hati kita. Mari terus berusaha dan janganlah kita berputus asa.
Wallahu A’lam.

( Abu Maryam, diambil dari kitab Mafatih Tadabbur Alqur’an karya Syaikh Khalid ibn Abdil Karim )

http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatquran&id=122

Mencintai al-Qur’an adalah sebuah kenikmatan, yang tidak akan bisa dirasakan oleh orang yang belum pernah mendapatkannya. Karena itu setiap muslim pasti menginginkan agar dirinya bisa mencintai al-Qur’an. Lalu bisa mengajak keluarganya agar mencintai al-Qur’an, supaya bisa merasakan kenikmatan hidup bersama al-Qur’an.

Namun persoalannya, bagaimanakah cara menumbuhkan rasa cinta terhadap al-Qur’an ini? Persoalan inilah yang dirasakan oleh kebanyakan kaum muslimin.

Persoalan cinta adalah persoalan hati. Sementara kita tidak sanggup menguasai hati kita sendiri. Hati seseorang terletak di tangan Allah. Dia membuka dan menutup hati kapan saja Dia menghendaki, dengan hikmahNya, serta ilmuNya. Firman Allah ;

dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya (al-Anfal:24)

Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, (al-Kahf:57)

Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa”. (al-A’raf:164)

Dan Allah telah menjadikan sebab-sebab dan wasilah-wasilah agar hati terbuka atau tertutup. Orang yang meniti jalannya maka ia akan mendapatkan tawfiq, dan orang yang menyelisihi jalannya maka ia akan dibiarkan berada di dalam kesesatan.

Apabila hati mencintai sesuatu maka ia akan tergantung kepadanya, merindukannya, menyukainya dan memutuskan segala hubungan dengan selainnya. Jika hati telah mencintai al-Qur’an, ia akan merasakan nikmat dengan membacanya. Ia akan berusaha memadukan antara pemahaman qur’ani dengan kesadaran qur’ani. Sebaliknya, apabila pada seseorang tidak ada kecintaan, maka hati ini akan sulit menerima al-Qur’an, tunduk kepada Al-Qur’an terasa berat, dan tidak akan bisa dilakukan melainkan setelah melalui perjuangan yang berat.

Realitas menunjukkan benarnya pernyataan di atas. Sebagai contoh, seorang pelajar yang memiliki semangat, kesukaan, dan kecintaan pada suatu pelajaran, maka ia akan cepat menguasai apa yang telah diajarkannya, dia akan segera menyelesaikan tugas dan kewajibannya dalam waktu yang singkat. Sebaliknya, siswa yang tidak suka maka ia tidak akan bisa menguasai pelajaran yang sudah disampaikan kecuali setelah mengulang-ulangnya berkali-kali. Dia menghabiskan banyak waktu untuk mempelajarinya, dan tidak bisa menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan baik.

Tanda-tanda cinta kepada al-Qur’an
Ada beberapa hal yang menandakan adanya kecintaan kepada al-Qur’an di dalam hati, di antaranya adalah

1- sebagaimana cintanya seseorang pada sesuatu, cinta pada al-Qur’an pun ditandai dengan kesukaannya bertemu dengannya.

2- Duduk bersama dan membaca al-Qur’an dalam waktu yang panjang tanpa merasa bosan

3- Jika jauh darinya maka ia akan merindukannya, dan selalu mengharap bisa segera menjumpainya.

4- Banyak berdialog dengannya dan meyakini petunjuk dan arahannya serta kembali kepadanya ketika menghadapi berbagai problematika hidup, baik persoalan kecil maupun besar.

5- Mentaatinya, baik dalam perintah maupun larangan

Inilah tanda-tanda terpenting adanya kecintaan kepada al-Qur’an. Jika tanda-tanda itu ada pada seseorang, maka kecintaannya kepada al-Qur’an itu ada. Dan jika tidak ada tanda-tanda tersebut pada diri seseorang, maka kecintaannya kepada al-Qur’an pun tidak ada. Tetapi jika ada sebagian tanda-tanda tersebut, dan sebagian lagi tidak ada padanya, maka kecintaannya kepada al-Qur’an itu tidak sempurna. Ketidaksempurnaannya berbanding lurus dengan kurangnya sifat-sifat tersebut di dalam pribadinya.

Cara merealisasikan Cinta pada al-Qur’an

1- Bertawakkal dan memohon bantuan kepada Allah.

Oleh karena cinta itu letaknya di hati, dan hati berada di dalam genggaman Allah, maka memohon bantuan kepada Allah dan berdo’a kepadaNya agar Dia memberikan karunia cinta kepada al-Qur’an adalah media terpenting agar kita bisa mencintai al-Qur’an. Di antara do’a yang ma’tsur untuk bisa mendapatkan cinta al-Qur’an ini adalah;

عن ابن مسعود _ قال : قال رسول الله § : “ما قال عبد قط إذا أصابه هم أو حزن : اللهم إني عبدك ابن عبدك ابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علمته أحدا من خلقك أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن العظيم ربيع قلبي ونور صدري وجلاء حزني وذهاب همي إلا أذهب الله همه وأبدله مكان حزنه فرحا قالوا يا رسول الله ينبغي لنا أن نتعلم هذه الكلمات قال أجل ينبغي لمن سمعهن أن يتعلمهن”

Dari Ibnu Mas’ud ra, ia berkata; rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang hamba tertimpa kesusahan dan kesedihan kemudian dia berdo’a, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba laki-lakiMu, dan anak hamba perempuanMu, ubun-ubunku di tanganMu, berlaku kepadaku hukumMu, adil atasku QadhaMu (keputusanMu), aku meminta kepadaMu dengan seluruh nama-namaMu (yaitu) yang Engkau namakan diri Engkau dengan nama tersebut, atau yang Engkau turunkan di kitabMu, atau yang Engkau ajarkan kepada kepada salah satu hambaMu, supaya Engkau menjadikan al-Qur’an penyiram hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, penghilang kecemasan dan kegelisahan, kecuali Allah akan menghilangkan kesusahannya dan menggantinya dengan kesenangan.” Para shahabat bertanya, wahai rasulullah, seharusnya kita mengetahui kalimat do’a ini? Beliau menjawab, “tentu, seharusnya orang yang telah mendengarnya mempelajarinya (HR Ahmad)

Do’a itu dibaca berulang-ulang. Setiap hari diulang tiga kali, lima kali bahkan sampai tujuh kali. Selain itu dalam mengalunkan doanya juga harus mengambil watu-waktu istijabah. Kemudian dalam berdo’a harus benar-benar meminta, merendahkan diri, penuh kehangatan, dan sangat berharap agar bisa dikabulkan.

2- Memahami Keagungan al-Qur’an
Membaca keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan tentang keagungan al-Qur’an, baik yang ada di dalam al-Qur’an sendiri, Sunnah nabi, ataupun pendapat-pendapat kaum salaf. Dengan mengetahui keagungan al-Qur’an kecintaan akan tumbuh. Sebaliknya karena ketidaktahuan akan keagungan al-Qur’an maka tidak akan tumbuh rasa cinta kepada al-Qur’an. Kita bisa mengibaratkan dengan seorang anak kecil, diberikan uang seratus rupiah logam dengan uang seratus ribu kertas, ia akan memilih seratus logam dan meninggalkan seratus ribu kertas, karena ia tidak mengetahui nilai mata uang tersebut. Demikianlah, jika kita tidak mengetahui nilai al-Qur’an, kita tidak mengetahui keagungan al-Qur’an, kita akan mudah meninggalkan al-Qur’an demi mengejar sesuatu yang lebih rendah.

Karena itu, orang-orang yang menghendaki tumbuhnya rasa cinta kepada al-Qur’an hendaklah membuat program rutin untuk membaca dan mengkaji riwayat-riwayat atau pun penjelasan-penjelasan tentang keagungan al-Qur’an. Kemudian ia juga harus mempelajari bagaimana cara mewujudkan cintanya kepad al-Qur’an itu.

Kebanyakan kaum muslimin hari ini mencintai dan menghormati al-Qur’an masih dalam bentuk global. Ia hanya sebatas meyakini bahwa kitab ini adalah kitabullah yang suci. Membacanya adalah ibadah, maka harus berwudlu terlebih dahulu. Kalau ada orang sakit, apalagi kalau sudah akan mati, maka dibacakan kepadanya untuk meringankan penderitaannya. Tetapi umat islam ini belum menghormati dan mencintainya dalam arti yang tepat.

Al-Qur’an sesungguhnya adalah kitab petunjuk hidup manusia. Bukan petunjuk hidup di akhirat, tetapi petunjuk hidup manusia di dunia ini. Tetapi al-Qur’an sebagai kitab petunjuk untuk meraih kesuksesan hidup di alam dunia ini masih kurang tersosialisasi. Karenanya membaca al-Qur’an hanya satu halaman terasa sudah berjam-jam lamanya. Sebaliknya ketika mengotak-atik rumus matematika, berjam-jam pun kuat. Demikian juga ketika membaca novel ayat-ayat cinta, laskar pelangi, supernova dan lain-lainnya, bisa khatam dalam semalam…..

= = = = =

http://abahzacky.wordpress.com/2009/02/24/agar-kita-cinta-al-quran/

Bagaimana menjadi Hafidz Qur’an? Sebenarnya langkahnya sederhana saja. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Langkah Pertama: membangun kecintaan terhadap Al Qur’an.

Bila kecintaan terhadap Al Qur’an sudah dimiliki, insya Allah menjadi hafidz Qur’an bukan lagi angan-angan. Percaya atau tidak, silahkan membuktikannya sendiri! Namun bila kecintaan terhadap Al Qur’an belum dimiliki, proses menuju hafidz Qur’an akan jadi terhambat, terseok-seok atau bahkan berhenti ditengah jalan.

Kenapa demikian? Karena memang rasa cinta terhadap sesuatu itu merupakan energi motivasi yang paling dahsyat. Dengan cinta seorang akan mau berlama-lama dengan Al Qur’an. Dengan cinta pula seorang penghafal Qur’an akan rela mengorbankan waktunya untuk berinteraksi dengannya. Bahkan bagi orang yang sudah cinta berat sama Al Qur’an, tidak ketemu Al Qur’an satu hari saja menjadi masalah baginya. Rasanya ada yang kurang, seperti ada yang hilang, hati menjadi resah, gelisah, marah-marah, bahkan bisa sakit parahh!

Karenanya, untuk sukses menjadi hafidz Qur’an kita perlu menumbuhkan rasa cinta terhadap Al Qur’an. Masalahnya, bagaimana caranya agar kita mencintai Al Qur’an? Seorang akan mencintai sesuatu manakala yang bersangkutan mengetahui manfaat dari sesuatu itu.

Karenanya, kita perlu mengetahui manfaat Al Qur’an dalam hidup dan kehidupan ini. Atau istilahnya kita perlu tau fadhilah-fadhilah (keutamaan-keutamaan) Al Qur’an. Baik keutamaan di dunia maupun di akhirat kelak.

Pembaca yang budiman,

Banyak dalil, baik Al Qur’an maupun hadits, yang menjelaskan mengenai keutamaan-keutamaan Al Qur’an. Misalnya, ”Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an” (HR Bukhari). Pembaca bisa membatu saya mencarikan dalil-dalil lainnya.

Bagi saya, Al Qur’an merupakan penyejuk hati. Tatkala hati ini sedang gelisah atau sedih maka Al Qur’an seolah-olah menjadi air sejuk yang menyirami tanah yang gersang. Begitu sejuk dan begitu nikmatnya. Didalamnya kita akan menemukan petunjuk/’ibrah/hikmah/prinsip untuk mengambil keputusan dalam menjalani kehidupan.

Pembaca yang budiman,

Sebaliknya, orang akan mencintai/termotivasi untuk melakukan sesuatu manakala seseorang tersebut mengetahui akan akibat negatif bila tidak melakukan sesuatu tersebut. Mengenai hal ini ada juga dalil-dalil yang menjelaskannya. Pembaca juga bisa membatu saya mencarikannya.

Pendek kata, salah satu cara untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Al Qur’an adalah dengan mengetahui manfaat (efek positif) dari berinteraksi dengannya (termasuk menghafalnya) dan mudharat (efek negatif) bila meninggalkannya.

Nah, pembaca yang budiman,

Sekarang ambil secarik kertas, kemudian beri garis ditengahnya. Disebelah kiri garis, isikan manfaat yang akan didapat dari menghafal Qur’an. Sedangkan disebelah kanan garis, silahkan isi dengan dampak buruk (mudharat) yang terjadi jika tidak menghafal Al Qur’an. Setelah selesai ditulis semuanya, tempel kertas tersebut ditempat yang mudah terlihat. Agar kita selalu mengingat-ingatnya. Aksi ini akan membantu kita untuk semakin mencintai Al Qur’an.

Oya, selain itu juga yang tidak boleh dilupakan adalah Do’a. Mintalah kepada Allah agar Dia menyemaikan benih-benih cinta di hati kita agar mencintai Al Qur’an. Mintalah kepada-Nya setiap hari. Mintalah dengan sungguh-sungguh dan penuh harap.

Sungguh menarik pernyataan dari seorang Ustadz, kata beliau, ”Banyak orang yang merengek-rengek kepada Allah agar Allah memberikan harta, suami/istri yang shalih/ah, jabatan dst. Namun sedikit orang yang merengek-rengek kepada Allah agar Allah memberikan kecintaan dengan Al Qur’an”

Sobat pembaca yang budiman,

Memang kita perlu argumenati kuat untuk menjawab pertanyaan, ”Mengapa harus menghafal Al Qur’an?” Sebenarnya tulisan diatas adalah jawaban dari pertanyaan tersebut.

Wallaahua’lam.

http://kangkhalifah.multiply.com/journal/item/9


Arsip

Statistik Blog

  • 886.891 hits